Enak ya Guru Makan Gaji Buta


“ENAK YA GURU MAKAN GAJI BUTA”

“Enak ya guru, makan gaji buta”, begitulah pesan singkat yang masuk di wa saya tadi malam , sejak diberlakukannya Social distancing bekerja, belajar dan beribadah dari rumah  dari pertengahan bulan Maret hingga kini dan masih belum tau sampai kapan social distancing ini berakhir, khususnya di lingkungan sekolah.  Tentu saja kita  bisa memaklumi jika yang mengatakan itu masyarakat awam yang kondisi ekonomi dimasa pandemi ini  semakin sulit, selain itu sebagian dari mereka hanya mengetahui jika  pembelajaran itu  dilakukan dengan tatap muka formal ada kelas, meja- kursi , papan tulis , murid dan guru,  akan tetapi jika yang mengatakan itu adalah ASN / TNI Polri yang sama-sama bersatatus Aparatur Sipil Negara maka hal itu sangat tidak bijak, seakan-akan mereka iri jika guru hanya bekerja dari rumah.
Tidak ada yang menginginkan kondisi seperti saat ini,  covid-19 ini sangat serius , kita sudah mengetahui dari berita media online maupun elektronik yang menyiarkan bagaimana Negara-Negara besar sekalipun seperti Amerika , Itali kewalahan menghadapi bencana internasional ini, setiap hari terus bertambah jumlah yang positif, dan jumlah yang meninggal, bahkan kita juga sudah melihat bagaimana akhir-akhir ini video Negara Equador yang tidak mampu menguburkan jasad korban covid ini dengan baik, bahkan banyak jasad yang terlantar di jalan, sampai disini sepatutnya kita sudah faham bagaimana virus ini sangat berbahaya. Kita apresiasi kepada pemerintah karena sudah mengambil langkah yang tepat untuk melakukan Social/physical distancing yaitu bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Kita tidak bisa membayangkan jika physical distancing khususnya dilingkungan sekolah tidak berlaku maka  jika ada satu saja yang positif covid-19 maka bisa kita bayangkan puluhan ribu bahkan ratusan ribu yang akan tertular dalam sehari.
Disini perlu  kita klarifikasi tentang pengertian pembelajaran dari rumah , maksud pembelajaran dari rumah ini adalah guru dan siswa tetap melakukan aktifitas belajar mengajar seperti biasanya, hanya saja media atau model pembelajaran yang digunakan tidak sama  jika guru dan siswa bertemu secara langsung. Setiap hari guru tetap memberi materi dan tugas sesuai dengan jadwal pelajaran, selain itu guru juga wajib melaporkan kepada Kepala Sekolah / Waka Kurikulum  setiap kegiatan pembelajaran yang telah diajarkan kepada siswa, Dalam melaksanakan pembelajaran dari rumuah, media yang digunakan  tergantung kepada kesepakatan antara guru dan siswa,  ada yang menggunakan media WA, telegram, Zoom, Webex, Blog, Google Clasroom , youtube dll.
Nah untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan media online, sudah barang tentu guru harus mempersiapkan materinya, untuk mempersiapkan itu tidaklah semudah ketika kita menyiapkan materi yang bisa bertatap muka secara langsung, butuh waktu, pemikiran dan tenaga untuk mempersiapakan pembelajaran dengan fasilitas tersebut. Sebagaimana kita ketahui bersama kegiatan ini tidak bisa berjalan lancar 100% ,  kita  tau syarat utama pembelajaran online ini adalah media yaitu HP Android dan Quota Internet,  kita menyadari kondisi ekonomi siswa bervariasi , ada yang memiliki HP pribadi ada yang menggunakan HP orang tuanya, bahkan masih ada yang tidak memiliki HP, terkadang memiliki HP akan tetapi tidak memiliki paket internet , susah sinyal , sehingga sulit mencapai 100 % pembelajaran ini bisa berjalan efektif, akan tetapi sebagai guru kami tetap memberi solusi –solusi yang terbaik untuk siswa kami, bagi yang terkendala sinyal kita bisa kasih waktu lebih lama untuk mengumpulkan tugas, yang tidak memiliki HP bisa dikerjakan secara manual setelah selesai bisa meminjam HP saudaranya  atau dikumpul melalui perwakilan kelas. Bagi yang terkendala dengan itu semua khususnya di daerah tertinggal disitulah tantangan guru yang lebih berat , untuk berinovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut , Jadi salah besar jika guru “makan gaji buta” , guru tetap mengajar dan mendidik siswa walaupun hanya dari rumah.

by: r_p 

Posting Komentar

0 Komentar